:.R.A.E.:
TONK SAMPAH poenya RIDWAN A EDHY

Kuliah Nyambi Nyari Duit, Kenapa Enggak??


"Rintislah bisnis dari sekarang. Bukan tak punya waktu dan kemauan, kamu hanya takut kuliah keteter dan nggak bisa lulus cepat"

Mau bisnis tapi...
Nggak punya waktu? Klasik!!! alasan seperti itu cuma jadi alamat kamu untuk menghindar dari kesibukan. Kalau dihitung-hitung, berapa jam yang kamu gunakan untuk kuliah? selebihnya ngapain...

Nggak punya modal? Ayam modal ceker aja bisa hidup dengan nyari makan sendiri. Kamu? malu dong..Kalo ngedompleng sama ortu melulu. Otak adalah modal utamamu untuk nyari uang. Sisanya, modal fisik berupa uang.

Yang paling utama untuk memulainya adalah Ide dan aksi. Aksikan ide yang muncul dalam kepala kamu, kamu pasti sukses...!!!
Nilai tinggi bukan jaminan untuk cepat
mendapatkan pekerjaan
Kerja dan bisnis saat kuliah,
cara pintar mencuri start sebelum menghadapi
dunia bisnis dan dunia kerja yang sebenarnya
Gengsi kuliah sambil kerja? Wah, sudah bukan jamannya lagi, tuh! Saat ini, kuliah sambil bekerja atau membuka usaha sudah menjadi tren gaya hidup mahasiswa. Bahkan, sebagian mahasiswa beranggapan bahwa kalau ada mahasiswa yang kerjanya cuma kuliah, berarti dia kurang gaul alias kuper.

Asal tau aja, kuliah sambil kerja bukan semata karena kebutuhan ekonomi. Namun, masih banyak hal bermanfaat lain yang bisa diperoleh dari kegiatan ini. Memang,manfaat yang paling jelas terlihat adalah adanya penghasilan. sementara manfaat lain lebih siap mental untuk memasuki dunia kerja, meningkatnya kepercayaan diri, dan adanya kepuasan batin karena mampu memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan secara mandiri.

Kuliah aja ngga cukup

Banyak mahasiswa yang punya pikiran kalau kuliah sambil kerja atau bisnis nggak mungkin dilakukan. Jadwal kuliah dan praktikum yang padat, ditambah tugas-tugas kuliah yang seabreg, serta persiapan ujian yang bikin pusing menyebabkan mahasiswa berpikir seribu kali untuk melakukan kegiatan lain di luar kuliah. Yang mereka pikirkan tidak jauh dari anggapan bahwa kegiatan di luar kuliah hanya akan membuat kuliahnya terganggu.

Memang, lulus tepat waktu dengan nila bagus jadi tujuan hampir semua mahasiswa. Namun, nilai tinggi bukan jaminan untuk mendapatkan pekerjaan dengan cepat. Nggak percaya?

Contoh saja Andre (nama samaran, ia termasuk anak yang cerdas. Saat lulus, ia mendapat IPK 4,0 (sangat memuaskan. selama sebelas bulan, dia mengirimkan aplikasi lamaran ke berbagai perusahaan, termasuk instansi pemerintah. memang, pada tahap panggilan dan tes tertulis, dia selalu lulus. Namun, setelah dilakukan tes wawancara dan psikotes, ternyata ia berkali-kali mengalami kegagalan. Setelah sekian lama mencari pekerjaan, akhirnya ia pun mendapatkan tawaran pekerjaan di luar bidang keahliannya. Ia rela jadi staf administrasi asal tidak menganggur. itulah contoh secuil kisah nyata mahasiswa yang gagal memanfaatkan waktunya saat kuliah. Pasti dong, kita nggak ingin bernasib sama seperti Andre.

Mengapa Andre gagal memasuki dunia kerja setelah kuliah? Yupz, kita harus tahu penyebabnya. Menurut Andre, ia merasa gagal menyiapkan diri sejak kuliah. Ia hanya mengurusi kuliah ia tidak pernah mau aktif berorganisasi. Ia hanya mengurusi kuliah dan tugas. Akibatnya, ia lupa bersosialisasi dan mengembangkan potensi dirinya di "dunia lain" (bukan serial TV yang serem-serem ntu ya). Itulah akibat yang harus ia pikul hampir selama 11 bulan.

Lain Andre, lain pula Ria (nama samaran). Ria adalahseorang gadis dari Makassar yang merantau ke Jawa demi menuntut ilmu. Ia diterima di salah satu perguruan tinggi favorit di Jawa. Sejak tingkat pertama, ia mulai mempelajari kondisi lingkungan di sekitar tempat kos-nya.Ternyata, ia melihat ada peluang yang bisa digali dari teman-temannya. Ia pun memutuskan untuk berbisnis aksesoris dan cindera mata. Sejak saat itu, ia selalu berusaha menyisihkan sebagian uang jajannya. Hingga memasuki tahun kedua kuiah, tabungannya pun cukup untuk membuka usaha yang dimaksud.

Tabungan sekitar 1,4juta itu pun ia gunakan untuk membeli aksesoris di daerah Tanah Abang, Jakarta. Awalnya, barang-barang tersebut ia tawarkan ke teman kos-nya, lalu ke teman lain di daerah sekitarnya. Akhirnya, usaha Ria pun berkembang ke wilayah kampus.

Bagaimana Ria mengelola usahanya? Ternyata,Ria menawarkan aksesorisnya di sela-sela jam kosongnya alias 'tidak ada jam kuliah'. Bahkan, pada hari libur pun ia membuka stan di pusat olahraga massal atau lapangan. Genap setahun berusaha, ia sudah mandiri. Sejak saat itu, ia meminta kedua orang tuanya untuk mengalihkan biaya bulanan kepada adiknya. Sejak saat itu pula hingga lulus, Ria memanfaatkan hasil keuntungan untuk kebutuhan kuliah dan kebutuhan pribadinya. Kini, ia sudah lulus dengan IPK 3,1 dan sudah bekerja di salah satu BUMN.

Untuk masuk ke dalam dunia kerja, sekedar nilai tinggi saja enggak cukup. Artinya, seorang sarjana juga mesti kompeten saat memasuki dunia kerja dengan memiliki keahlian khusus. Keahlian khusus tersebut di antaranya keahlian dasar serta keahlian dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal).

Keahlian dasar yang perlu dimiliki ketika memasuki dunia kerja di antaranya penguasaan bahasa asing, keahlian negosiasi, dan atau keahlian administrasi. Sementara itu, keahlian yang berhubungan dengan hubungan antarpribadi (interpersonal) di antaranya bagaimana membangun jaringan (networking) serta kemampuan mengembangkan kepemimpinan diri (leadership). Tentu saja, keahlian-keahlian itu akan sulit didapatkan kalau hanya mengandalkan pelajaran dalam kelas.

Semua mahasiswa pasti menginginkan kondisi ideal, lulusnya nggak telat, punya pengalaman yang cukup, dan bisa mendapatkan pekerjaan yang tepat dengan cepat.

Untuk mendapatkan kondisi diatas,tentu bukan hal yang mudah. Oleh karena itu, carilah pengalaman sebanyak-banyaknya ketika masih duduk di bangku kuliah. Jangan menutup diri dari pergaulan dan bangun jaringan dengan teman-teman di kampus. Jaringan-jaringan kecil ini akan membentuk jaringan yang lebih besar di masa datang, baik jaringan kerja maupun jaringan usaha.

Untuk sukses, dibutuhkan pribadi-pribadi yang tertempa dengan baik. Andai mau membuka mata, kita dapat melihat banyaknya "lahan" yang bisa digunakan untuk menempa diri seperti melibatkan diri dalam kegiatan kemahasiswaan, berbisnis, atau bekerja. Kita juga bisa bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa, organisasi intra atau ekstra kampus, sesuai dengan minat dan keahlian yang kita miliki.

So, tetapkan pilihanmu dengan bijak, profesional dan kreatif.



sumber :

Rudi H. Paeru dan Juwita R. 2007. Kuliah Kelar Bisnis Lancar. Jakarta : Penebar Swadaya

0 komentar:

Posting Komentar

Laris Manis

Jama'ah


ShoutMix chat widget

Toko Baju Online